Kota Berketahanan Iklim
yang Inklusif

Pengetahuan

 Materi Pelatihan Penyusunan Rencana Aksi Iklim A1 Program CRIC (Climate Resilient and Inclusive Cities)

 

Sepuluh kota percontohan CRIC memiliki karakter risiko dan kerentanan terhadap perubahan iklim yang berbeda. Tiap kota juga memiliki sektor prioritas yang berbeda yang menentukan dukungan program terhadap kota. Silakan membaca dan mengunduh Lembar Fakta untuk mengetahui secara singkat tentang kota percontohan CRIC.

 

Pemerintah Indonesia, melalui Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, telah mengarusutamakan isu kerentanan bencana dan perubahan iklim sebagai upaya mencapai tujuan pembangunan nasional dan komitmen global. Upaya ini dilakukan dengan menitikberatkan strategi peningkatan ketahanan terhadap risiko perubahan iklim dan aksi mitigasi perubahan iklim melalui pelaksanaan pembangunan rendah karbon. Hal ini dapat dicapai dengan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dari tingkat daerah dan hingga nasional, salah satunya melalui perbaikan tata kelola perubahan iklim. 

Laporan Kajian Perkotaan CRIC adalah hasil studi perkotaan di sepuluh kota percontohan CRIC yang berlangsung sejak bulan Juni hingga September 2020. Laporan Kajian Perkotaan memotret karakteristik kota sekaligus memetakan ketersediaan dan kesenjangan kebijakan serta program terkait perubahan iklim di kota. Silakan mengunduh laporan di bawah ini. 

Dengan rata-rata pertumbuhan perkotaan sebesar 4,4% per tahun, Indonesia mengalami laju urbanisasi tertinggi di Asia (lebih tinggi daripada India dan Cina). Telah diperkirakan 68% populasinya akan hidup di kota dalam sepuluh tahun ke depan. Kepadatan populasi di kota-kota seperti Jakarta telah melebihi angka 15.000 penghuni/km² dengan lebih dari 30.000 penghuni/km² di beberapa area dalam kota. Pada kenyataannya, kota-kota sangatlah rentan terhadap dampak perubahan iklim. Namun mereka pun juga bisa menjadi benih bagi solusi untuk masalah ini. Seiring berjalannya waktu, kota-kota seperti Jakarta semakin terbenam di bawah permukaan laut dan diperkirakan dapat sepenuhnya tenggelam pada tahun 2050. Negara-negara seperti Vietnam (36% dari populasi perkotaan) dan Filipina (45%) memiliki populasi yang terkonsentrasi di area perkotaan besar, dengan pusat-pusat pertumbuhan yang pesat. Wilayah perkotaan menampung sebagian besar populasi yang rentan, serta infrastruktur vital dan sosial, dan pemerintah daerah telah meningkatkan fokus untuk mengembangkan layanan, infrastruktur, serta lapangan kerja (UN Habitat). Ratusan juta orang di daerah perkotaan yang lebih miskin tinggal di lokasi terpusat yang kondisinya tidak memadai untuk hidup, ditambah lagi dengan ketiadaannya infrastruktur dasar (seperti air dan sanitasi). Masalah akan semakin memburuk ketika wilayah yang paling rentan ini terdampak oleh naiknya permukaan laut, banjir, tanah longsor, puncak dari polusi udara beracun, topan, badai, ataupun peningkatan temperatur bumi serta musim kemarau ekstrim akibat perubahan iklim. Kota dan pemerintah daerah dianggap sebagai aktor kunci dalam menghadapi tantangan iklim dan SDGs.

Halaman ini didedikasikan untuk pertukaran pengetahuan antar kota-kota.

Anda akan segera menemukan laporan analisis perkotaan dan laporan para ahli di halaman ini...

Akan segera hadir: pelatihan tentang pembangunan berkelanjutan perkotaan yang dirancang oleh ISOCARP (Asosiasi Ahli Perencana Internasional).

Share This

Files

Size: 1.96 MB
Date added: 27-06-2022
Size: 4.51 MB
Date added: 16-12-2021
Size: 6.76 MB
Date added: 30-11-2021
Size: 5.71 MB
Date added: 28-10-2021
Size: 1.04 MB
Date added: 18-10-2021
Size: 158.16 KB
Date added: 13-10-2021
Size: 156.38 KB
Date added: 13-10-2021
Size: 270.31 KB
Date added: 20-09-2021
Size: 236.79 KB
Date added: 20-09-2021
Size: 235.42 KB
Date added: 20-09-2021
Size: 306.68 KB
Date added: 20-09-2021
Size: 365.15 KB
Date added: 20-09-2021
Size: 352.46 KB
Date added: 20-09-2021
Size: 417.31 KB
Date added: 20-09-2021
Size: 430.56 KB
Date added: 20-09-2021
Size: 401.04 KB
Date added: 20-09-2021

CRIC
Kerjasama unik antara kota, pejabat, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi menuju kota yang tangguh dan inklusif.

Didanai oleh UE

CRIC
Proyek ini didanai oleh Uni Eropa

Kontak

Aniessa Delima Sari

Pascaline Gaborit