Kota Berketahanan Iklim
yang Inklusif

Select your language

Publikasi ini didanai oleh proyek Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIC), yang berkolaborasi antara UCLG ASPAC, Pilot4DEV, ACR+, ECOLISE, AIILSG dan Gustave Eiffel University (Paris, Prancis).

Proyek ini lahir pada tahun 2020, didanai oleh Uni Eropa dan dilaksanakan oleh UCLG ASPAC.

article

Proyek ini bertujuan mempromosikan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, tata kelola yang baik, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Untuk mencapai tujuan tersebut, proyek CRIC bekerja di 10 kota di Indonesia (Banjarmasin, Bandar Lampung, Cirebon, Gorontalo, Kupang, Mataram, Pangkalpinang, Pekanbaru, Samarinda, Ternate) menggunakan berbagai pendekatan diantaranya:

  • Pengembangan dan implementasi alat (Sistem Peringatan Dini, pengelolaan sumber daya, air dan sanitasi, transisi iklim dan energi).
  • Kerja sama multipihak.
  • Dialog antara pemerintah daerah dengan masyarakat dan peneliti.

Dengan pertumbuhan perkotaan rata-rata 4,4% per tahun, Indonesia mengalami tingkat urbanisasi tertinggi di Asia (lebih tinggi daripada di India dan Cina). Diprediksi 68% dari penduduk Indonesia akan tinggal di kota dalam sepuluh tahun ke depan. Kepadatan penduduk perkotaan melebihi 15.000 penduduk/km² di kota-kota seperti Jakarta dan lebih dari 30.000 penduduk/km² di beberapa wilayah dalam kota.

Negara-negara seperti Vietnam (36% populasi tinggal di perkotaan) dan Filipina (45%) memusatkan wilayah-wilayah kota besar mereka, dengan pusat-pusat kota yang tumbuh dengan cepat. Wilayah perkotaan menampung sebagian besar populasi yang rentan, serta infrastruktur sosial dan vital di mana pemerintah daerah terus mengembangkan layanan, infrastruktur serta lapangan pekerjaan (UN Habitat).

Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengembangkan kerja sama jangka panjang  yang unik antara kota-kota dan pusat-pusat penelitian di Eropa, di Indonesia dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Kerja sama tersebut diharapkan bisa berkontribusi secara substansial terhadap pembangunan perkotaan terpadu yang berkelanjutan, tata kelola kota yang baik, serta aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Proyek ini juga megembangkan metode rencana aksi lokal yang berkelanjutan,  sistem peringatan dini dibantu oleh tim panel ahli.

Sejauh ini, proyek CRIC telah menghasilkan laporan analisis perkotaan (Urban Analysis Report) dan ringkasan kebijakan (policy brief) untuk 10 kota percontohan. Laporan-laporan ini membantu perumusan konsepsi metode serta upaya-upaya penting untuk mencapainya. Prioritas dan tantangan yang berbeda telah teridentifikasi di setiap kota sesuai dengan parameter fisik, politik dan sosial-ekonomi yang tepat.

Pada dasarnya, strategi utama untuk menerapkan ketahanan yang efisien di perkotaan mencakup:

  • Kerja sama yang penting antar multi-pemangku kepentingan
  • Integrasi analisis multi-risiko
  • Bekerja dengan masyarakat lokal untuk menjawab kebutuhan mereka dengan tepat
  • Kebutuhan akan desain yang adaptatif
  • Menggunakan teknologi pintar Sistem Peringatan Dini (EWS)
  • Masalah pembiayaan dan akuntabilitas juga harus dijawab (karena kota memiliki peran dan sistem tata kelola yang kompleks).

Kerja ini sudah dikaitkan dengan sudut pandang yang lebih luas yang terkait ancaman perubahan iklim terhadap ekosistem alami dan masyarakat seperti disebutkan dalam laporan IPCC terakhir (2022) – di mana 3,3 hingga 3,6 miliar penduduk dunia berada dalam posisi yang sangat rentan akibat ancaman perubahan iklim (taifun, banjir, kenaikan air laut, kekeringan berkepanjangan, gangguan ekosistem dan sumber daya air, kerusuhan, konflik …). Dan walau di wilayah pesisir seperti di sebagian besar wilayah Indonesia, telah terdampak perubahan iklim, namun ancaman ini bersifat global dan sistemik.

“Kondisi ini seperti menghadapi dua bencana sekalgus yaitu bencana alam dan bencana akibat ulah manusia seperti konflik dan kekerasan, perpindahan penduduk, bencana alam, minoritas, degradasi lingkungan, habisnya sumber daya alam, meningkatnya ancaman kesehatan, kemiskinan, kesenjangan, ketegangan sosial, meningkatnya jumah pengungsi dan kerentanan lain paska konflik.” [1] Pertanyaan terkait pendanaan untuk mitgasi dan adaptasi perbahan iklim harus dijawab untuk mengatasi masalah-masalah besar ini.

Buku ini berusaha menemukan solusi melalui pendekatan multi-skala dan multi-disipliner yang diperlukan. Karena masalah saling terkait, demikian juga solusi untuk mengurangi kerentaan dan ketegangan sosial tersebut juga saling terkait. Informasi dalam buku ini dikumpulkan dari berbagai literatur perubahan iklim, mitigasi klim dan ketahanan ditambah hasil kerja-kerja spesifik dan detil di kota-kota di Indonesia dalam kerangka Proyek CRIC.

Proses penulisan dan publikasi buku ini adalah sebagai berikut:

Buku ini berisi tulisan 18 kontributor dengan keahlian dan latar belakang yang berbeda-beda. Tujuannya adalah mewujudkan pengetahuan (Pilar 1 dari Proyek CRIC) dan menganalisis kondisi terkini perubahan ikli, aksi adaptasi, resiliensi dan potensi ketegangan dan konflik. Buk ini telah diterbitkan sejak September 2022 dan telah tersedia untuk dibeli secara daring, hasil kerja keras selama satu tahun.

Pada Juni 2021, Pilot4DEV menerbitkan undangan untuk publikasi bersama. Kontribusi (abstrak) dikirim hingga akhir September 2021. Kontribusi berasal dari wilayah geografis yang luas di Eropa dan Asia. Buku ini memiliki latar bahasan yang interdisipliner, dengan fokus mulai dari adaptasi iklim, ketahanan, pengelolaan lingkungan, tetapi juga sosiologi, ekonomi, dan tata kelola. Termasuk mendorong pendekatan multi-skala.

Pada awal Oktober 2021, panel editor yang dikoordinasikan oleh Pilot4DEV, telah meninjau dan memilih abstrak. Pada bulan Desember 2021, diputuskan bahwa draf pertama dari bab-bab tersebut diharapkan disepakati oleh para penulis pada tanggal 15 Januari 2022. Mereka diharapkan sudah memberikan informasi kemajuan mereka dan meluangkan waktu untuk menyelesaikan bab-bab mereka.

Bab lengkap telah diterima pada Februari 2022. Bab-bab ini kemdian ditinjau oleh tim Pilot4DEV, editor profesional, dan pengulas ilmiah, pada Maret 2022. Mereka dikirim dan disetujui oleh penerbit ilmiah Peter Lang International pada April 2022. Buku kemudian dirilis pada September 2022.

Informasi waktu terperinci dari proses penulisan, pengeditan, dan publikasi ada di bawah ini.

Timeline Publication

 

Catatan kunci:

Kesimpulan dari penerbitan buku ini adalah:

  • Pentingnya pemikiran dan tindakan di level lokal. Pemikiran dan tindakan di level kota sangat menarik kemungkinan bisa mengakomodasi tuntutan, kebutuhan, dan peluang lokal untuk perubahan.
  • Poin pertama di atas masih ditambah dengan perlunya jaringan masyarakat yang kuat untuk mengimplementasikan aksi adaptasi iklim. Jaringan yang terpercaya ini didasarkan pada hubungan interpersonal dengan ikatan yang kuat. Peran mereka sangat penting dalam pekerjaan yang saling melengkapi dan kolaboratif dengan lembaga terkait. Kerja sama, jejaring sosial, dan kepercayaan ini sangat penting untuk mewujudkan upaya yang diperlukan.
  • Kebijakan global yang konsisten, pendanaan, akuntabilitas dan kemauan politik juga diperlukan. Semua ini berkaitan dengan pemantauan dan keberlanjutan proyek; Perubahan iklim adalah masalah jangka panjang yang memerlukan upaya yang kuat dan gigih. Diperlukan konsistensi untuk mengatasi masalah ini.

Buku ini ditujukan untuk para peneliti, mahasiswa, praktisi, pembuat keputusan, profesional di bidangnya ... Juga bagi siapa saja yang ingin membacanya, yang ingin belajar melalui berbagai babnya dari berbagai sudut pandang para ahli! 'Ayo bertindak!' [2]

--##--

[1] Pascaline Gaborit et al. (2022), Climate Adaptation and Resilience : Challenges and Potential Solutions, Anticipatory Governance, Planning and Dialogue, p.21

[2] Pascaline Gaborit et al. (2022), Climate Adaptation and Resilience : Challenges and Potential Solutions, Anticipatory Governance, Planning and Dialogue, p.35

CRIC
Kerjasama unik antara kota, pejabat, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi menuju kota yang tangguh dan inklusif.

Didanai oleh UE

CRIC
Proyek ini didanai oleh Uni Eropa

Kontak

Hizbullah Arief
hizbullah.arief@uclg-aspac.org

Pascaline Gaborit 
pascaline@pilot4dev.com